"Turunkan Status Merapi Itu Dilematis"

Jika status Merapi diturunkan jadi siaga, warga yang sudah tenang akan kembali ke rumah.


Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Surono menilai lebih berat menurunkan status Gunung Merapi dari awas ke siaga, ketimbang menaikkannya.

"Lebih dilematis kalau menurunkan status itu," kata Surono dalam jumpa pers Selasa 16 November 2010. Sebab, kata dia, jika status Merapi diturunkan jadi siaga, warga yang sudah tenang akan berduyun-duyun kembali rumah mereka masing-masing. "Dan, kalau tiba-tiba Merapi meletus warga ini dalam kondisi tidak siap."

Hal ini, kata dia, berbeda dalam kondisi menaikkan dari siaga menjadi awas. "Orang memang sudah siap untuk letusan kapan saja. Korban yang jatuh lebih minimal."

Surono menegaskan dalam menganalisa Merapi tak bisa hanya berdasarkan visual karena tak menjamin. "Belum tentu diam itu [aktivitas Merapi menurun]. Diam itu malah lebih menghanyutkan."

Jadi, sambungnya, menentukan status Gunung Merapi sama seperti dokter memeriksa orang sakit. "Harus dillihat denyut jantung, tekanan darah. Kalau Merapi, harus dilihat denyut Merapi alias magma. Kemudian melembung tekanan gas itu cepat atau tidak."

Sehingga, Suseno lebih memilih status awas meski Merapi tak kunjung meletus. "Daripada siaga tapi meletus dan memakan korban."
Hari ini, aktivitas Merapi kembali meningkat dibandingkan kemarin. Suseno pun kembali mengingatkan warga agar sabar dan tak kembali dulu ke rumah masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar